Jalurnusantara.com- Polewali Mandar- Tradisi Mangngonggo Buah Durian dihelat di Objek Wisata Alam Rawa Bangun, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis Siang (16/1/2020)
Sejumlah buah-buahan hasil masyarakat Desa Battetanga ditampilkan dalam pesta tersebut. Diantaranya berbagai jenis durian, rambutan hingga langsat.
Dikatakan, banyak masyarakat yang datang dengan berkendara sepeda motor dan parkir di sekitar rute. Hal tersebut membuat kemacetan di jalan Kecamatan Binuang.
Ketua panitia Mangngonggo Buah Durian, Suardi mengatakan, tradisi Mangngonggo Buah Durian adalah bentuk rasa syukur warga di setiap musim buah.
“Jadi sekarang kan musim buah-buah ini, jadi itu sebagai bentuk rasa syukur warga,” kata Suardi.
Suardi mengatakan, Manggonggo adalah kegiatan adat warisan leluhur yang sudah dilakukan sejak zaman kerajaan. Awalnya, kata dia, Mangngonggo di zaman kerajaan adalah bentuk pemberian upeti kepada raja di musim panen buah.
Seiring perkembangan zaman dengan masuknya Agama Islam di Indonesia, tradisi Mangngonggo kemudian diartikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, atas panen buah tersebut.
“Kalau masih zaman kerajaan dulu itu, diartikan masyarakat bahwa pemberian upeti kepada raja,” kata Suardi.
Ia mengatakan, tradisi Mangngonggo itu diikuti oleh seluruh masyarakat Batetangnga. Mereka dengan sukarela mengumpulkan durian hasil panen mereka untuk dimakan bersama-sama di acara Mangngonggo.
Untuk acara Mangngonggo tahun ini, diperkirakan ada 2 ribu buah durian masyarakat Desa Batetangnga yang akan dimakan secara bersama-sama.
Ribuan durian itu pada umumnya adalah durian lokal di Polewali Mandar. Salah satu yang terkenal namanya Laka Issi.
Pesertanya pun dihadiri dari berbagai daerah di Sulsel dan Sulbar. Seperti dari Kota Makassar, Kota Palopo, hinggga Mamuju.