Ramadhan dan Pentingnya Maafmu

294 views

Bulan Sya’ban perlahan mulai rebah di senja yang sendu.
Bulan Ramadan segera akan menghampiri anda dan aku.

“Ya ramadhan ya ramadhan ji’na ilaika bil ghufron”
Sesayup lirih, lagu dari qasidah nasidah ria menyentuh pendengaran.

Menyingsinglah rasa bahagia, terbit pula rasa haru. Siapa yang tidak bahagia jika Ramadhan masih menyapa? Bukankah Ramadhan bulan penuh ampunan. Tetapi haru tentu pula terbetik di sanubari, terkenang masa ketika kita masih bersama orang tua di kampung. Kini, mungkin ada yang masih bersama, tetapi sebagian lagi telah terpisah oleh jarak dan ajal.

Ramadhan adalah bulan untuk beribadah dan beramal. Di dalamnya berkah dan pahala dilipatgandakan. Tetapi amalan tidak akan diterima jika kita masih punya silang sengkarut dengan orang lain, terutama dengan orang tua.

Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri dalam kitabnya At-Targhib wat Tarhib, menukil hadis Nabi SAW: “Ada tiga orang yang tidak diterima ibadah wajib dan ibadah sunnahnya, yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, orang yang mengungkit pemberiannya, dan orang yang mendustakan takdir.” Lalu di hadis terpisah Rasulullah SAW mengingatkan, orang yang berbuat zalim dan merampas hak orang lain, amalannya akan habis untuk membayar perbuatan zalimnya pada orang tersebut.

Maka Ramadhan memang tempat untuk beribadah, bulan yang diberkahi, kebaikan dan pahala dilipatgandakan, tetapi sia-sialah semua jika kita memasukinya tanpa pemaafan dari orang yang pernah kita tempati berbuat salah.

Apalah artinya diriku ini memasuki Ramadan tanpa maaf dari kisanak dan nisanak semua. Tanpa itu bagaimana aku berharap pengampunan dari Tuhan. Dan bagaimana pula diri ini masih berharap amalan dan pahala berlipat ganda, jika masih ada sakit yang tertinggal di sanubari orang tuaku, guruku, saudaraku dan sahabatku semua.

Jika masih mungkin, saya hanya ingin mengatakan: “Bulan suci telah tiba, selamat datang Ramadhan.
Perbanyak ibadah dan amalan.
Seraya minta maaf lahir dan batin.
Semoga amal ibadah kita diterima Sang Pencipta Yang Maha Pengampun”.

Dalam bulan penuh berkah ini.
Dengan segala kerendahan hati.
Mohon maaf jika pernah salah dan lupa diri.
Semoga di bulan Ramadan yang suci.
Kita bisa memperbaiki diri.

 

Penulis : Syamsu Rijal Ad’han (Peneliti BRIN)

Bagikan
No related post!

Tinggalkan pesan